Saat ku masih di bandar, dan kebetulan kyai ibrahim banyuwangi
mampir ke maunahsari bersama pak kyai najib krapyak. Beliau ngersakne
istirahat di kamar atas ( tidak kerso istirahat di kamar tamu ndalem )
dan kebetulan kamarku disitu juga.mungkin sekalian nostalgia dulu ketika
masih sering nderekne mbah mundzir beliau tidurnya di kamar atas.
Dalam kesempatan itu, beliau bercerita tentang perjalanannya ketika dulu nderekne mbah Mundzir ke banyuwangi. Waktu itu mbah Mundzir tidak punya mobil. Dan memang beliau tidak mau punya mobil sendiri. Walaupun berkali-kali ditawari orang untuk di kasih mobil beliau selalu menolak. Jadi kalau ingin tindakan jauh beliau Cuma meminjam dan tinggal bilang kepada yang punya mobil2 tadi untuk menyediakan mobilnya beserta sopirnya sekalian.
Praktis fikirku..
Dalam kesempatan itu, beliau bercerita tentang perjalanannya ketika dulu nderekne mbah Mundzir ke banyuwangi. Waktu itu mbah Mundzir tidak punya mobil. Dan memang beliau tidak mau punya mobil sendiri. Walaupun berkali-kali ditawari orang untuk di kasih mobil beliau selalu menolak. Jadi kalau ingin tindakan jauh beliau Cuma meminjam dan tinggal bilang kepada yang punya mobil2 tadi untuk menyediakan mobilnya beserta sopirnya sekalian.
Praktis fikirku..
Singkat cerita,berangkatlah mbah mundzir diderekno pak ibrahim ke rumah salah satu pemilik mobil tadi,dan karena sebelumnya sudah janjian maka oleh pemilik mobilnya tadi sudah dipersiapkan mobil beserta sopirnya sekalian. Sampai disana setelah ramah tamah sebentar, tiba2 mbah mundzit memanggil pak brahim untuk mendekat dan di bisik-i..
“aku emoh berangkat saiki,, cz sopire ora tau shalat..!.emoh aku disopiri wong ra tau sholat..” begitu ngendikone mbah mundzir.
Tentu saja pak brahim kaget,,dan berpikir bagaimana menyampaikan tentang itu ke tuan rumah. Padahal si sopir masih disana juga.
Setelah beberapa saat,, ahirnya pak brahim matur juga ketuan rumah, bahwa mbak mundzir tidak jadi berangkat malam itu,, dan malah ngersaake istirahat di situ juga.dan si sopir yang tidak pernah sholat tadi di suruh pulang dulu..
Tentu saja tuan umah mempersilahkan dengan senang hati..
Setelah sang sopir yang tidak pernah salat tadi pulang.. baru pak brahim matur ke tuan rumah bahwa sebenarnya alasan mbah mundzir tidak jadi berangkat malam itu, karena sopirnya tidak pernah shalat.
Mendengar itu tentu saja tuan rumah kaget kok mbah mundzir bisa tau kalo sopirnya tidak pernah shalat.. padahal belum kenal sama sekali. Tapi memang benar seperti itu.
Setelah itu.. tuan rumah berjanji besok paginya akan mencarikan sopir pengganti yang aktif sholatnya, buat nderekne mbah mindzir ke banyu wangi..
(bersambung)
MBAH MUNDZIR PART II
Melanjutkan cerita yang kemarin.
Setelah tuan rumah menjanjikan sopir pengganti,Maka pada pagi harinya sang sopir pengganti tadi bener2 datang dan siap mengantarkan mbah munzir ke banyuwangi.
Ketika mbah mundzir melihat wajah sang sopir pengganti tadi, mbah mundzir langsung koment gini “Lha nek iki aku gelem, wonge sholat nek iki.(kalo sopir yangini aku mau.cz orangnya biasa saholat).”.
setelah ramah tamah sebentar dan persiapan berangkat, terjadi sebuah dialog yang menarik antara mbah mundzir dan sang sopir tadi.
Mbah mundzir : ” pak sopir,, kamu besok2 pengen masuk sorga apa neraka?”
Jawab sang sopir : ” tentu saja masok sorga, yai..”
Mbah mundzir : “ tapi di keningmu itu cap_nya masuk neraka..”
Sang sopir tentu saja keget, “terus pripun yai..?” jawabnya khawatir.
Mbah mundzir : “kalo kamu pengen masuk surga,, kamu tiap hari mandi besar / mandi taubat, dan tiap habis sholat fardlu kamu mengqadla’ sholatmu yang telah lalu selama 3 tahun.. karena aku melihat bahwa kamu selama ini telah kufur selama 3 tahun.”
“ injih yai..” jawab sang sopir dengan menundukkan wajahnya.
Singkat cerita, berangkatlah rombongan mbah mundzir menuju banyuwangi.
Menurut cerita pak brahim, tiap mobil yang mereka tumpangi mau melewati sebuah daerah atau kota tertentu, mbah mundzir selalu hadiah fatihah kepada para auliya daerah itu..
Ketika mau masuk wilayah nganjuk beliau berkata “ Ila hadloroti wali-wali nganjuk.. Alfaatihah..” (mengajak semua yang ikut beliau untuk membaca fatihah bersama.)
Ketika memasuki wilayah jombang beliaupun berkata “ Ila hadloroti, wali-wali jombang .. Al faatihah..”
Begitu seterusnya setiap melewati tiap2 wilayah..
Dan sering tiba2 mbah mundzir menyuruh berhenti untuk ziarah ke makam2 yang mereka lewati,, sambil menerangkan bahwa makam ini adalah makam aeorang wali allah.. namanya . . . bapaknya bernama . . . simbahnya bernama . . . dan seterusnya. Tingkat kewaliannya adalah sebagai wali . . . dan seterusnya.
Tentu saja pak brahim heran dan bertanya2 kok bisa mbah mundzir tau sedetail itu.. ahirnya diberanikan diri untuk menanyakan langsung pada mbah mundir tentang itu..
(bersambung)
MBAH MUNDZIR part III
Melanjutkan cerita kemarin..
Karena pak brahim tak kuat menahan penasarannya ,,bahwa mbah mundzir bisa tau identitas orang-orang yang mereka ziarahi.. ahirnya pak brahim memberanikan diri bertanya,
“ ngapunten yai.. panjenengan kok bisa tau nama, orang tua,kakek,dan seterusnya..juga pangkat kewalian beliau2 ini,,caranya bagaimana yai?”.
Mbah mundzir menjawab gini “ oh itu.. gini lho.. kalau mereka itu ku hadiahi fatihah.. mereka itu langsung datang ke hadapanku.. laporan bahwa namanya siapa..ayahnya namanya siapa.. mbahnya siapa.. pangkat kewaliannya sebagai apa gitu... karena aku khan yang menjadi lurahnya.. “
Dengan jawaban ini pak yai ibrahim tau tentang derajat mbah mundzir seperti apa...
Subhanallaah..
Perjalanan mereka ahirnya sampai di daerah surabaya.. dan tentu saja tidak melewatkan untuk ziarah ke makam sunan ampel.
Sampai disana, mbah mundzir mengatakan gini. “ sebenarnya, sunan ampel tidak di kubur di tempat yang buat ziarah ini. Tapi kuburan sebenarnya dulu berada di dalam masjid sekarang.. mungkin karena perluasan. Dan yang ada di makam sekarang ini Cuma serban atau tasbih beliau saja. “
Setelah sampai dimakam ,mbah mundzir berkata kepada pak brahim.. “ Hadiah fatihah untuk kanjeng nabi 500x. Terus hadiah fatihah untuk sunan ampel 1000x. “
Pak brahim bertanya kepada mbah mundzir, “ lho buat kanjeng nabi kok Cuma 500x yai? padahal buat kanjeng sunan ampel malah 1000x..”
“oh ndak apa-apa,, kanjeng nabi luwih sugih kok.., 500x wae ” jawab mbah mundzir kemudian.
Mbah Mundzir part IV
Melanjutkan cerita kemarin.
Mbah mundzir membaca alfatihah 1500x ternyata tidak butuh waktu lama, menurut cerita pak yai ibrahim yang terdengar hanya kata “ bis.... amin.” Begitu berulang-ulang. Dan ketika pak ibrahim baru selesai 1 alfatihah, mbah mundzir sudah mendapat berkali-kali alfatihah.
Mungkin karena basic pendidikan bacaan alquran pak ibrahim dari krapyak jogja (yang menekankan santri-santrinya membaca dengan tartil) maka beliau merasa asing dengan bacaan alfatihah mbah mundzir yang sangat cepat itu. Setelah selesai maka beliau memberanikan diri bertanya pada mbah mundzir ”mbah yai,, Apakah njenengan itu meringkas bacaan alfatihah?”
“ oh tidak kok ,memangnya kenapa kok tanya gitu?” tanya mbah mundzir kemudian.
“begini lho yai, tadi waktu membaca alfatihah 1500x. Ketika kulo baru dapat 1x alfatihah kok njenengan sudah membaca “bis.. amin” berkali-kali..” kata pak brahim
“ oh ndak gitu,, walau cepat tapi aku bacanya tetap penuh kok , ndak ada ceritanya alfatihah kok di ringkas, hehehe” jawab mbah mundzir kemudian.
“wah nek ngeten niku kulo dereng saget niru yai.” Kata pak brahim.
Setelah menyelesaian ziarahnya.. perjalanan dilanjutkan.
Dan selama perjalanan itu pak brahim tahu benar bahwa mbah mundzir tidak tahu nilai mata uang.
Ceritanya begini..
Setiap mbah mundzir menyuruh membelikan sesuatu tentu beliau merogoh sakunya dan memberikan semua uangnya pada pak ibrahim, dan uangnyapun dalam pecahan yang besar2. (kalo zaman sekarang 100ribu-an mungkin). Ketika pak brahim datang sambil menyerahkan barang pesanan mbah mundzir beserta kembaliannya, mbah mundzir bilang gini..
“lho kok uangnya dikembalikan lagi?? Uangnya dikasihkan penjualnya sana.” Dan mbah mundzir ndak pernah mau menerima uang kembalian. Padahal harga barang yang dibeli Cuma seharga 10 ribu atau 20 ribu.Hehe
Dari pengalaman itu, tiap disuruh beli sesuatu oleh mbah mundzir, uang kembalian dari penjualnya ndak di kasihkan ke mbah mundzir lagi, tapi langsung dimasukkan saku sendiri saja ... Hehe
Dan hebatnya lagi uang di saku mbah mundzir itu ndak ada habisnya.. (dari cerita para alumni )
Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke banyuwangi.
Cerita ini ku tutup sampai disini, kapan-kapan bila ada kesempatan lagi akan kutulis cerita-cerita beliau yang aneh- aneh yang hebat- hebat yang kudengar dari para orang-orang yang pernah dekat dengan beliau dan mungkin belum sempat ditulis dalam buku biografi .
Semoga bermanfaat.. dan kita semua mendapat limpahan barakah,, ilmu serta akhlaq seperti beliau allahu yarham,,
alfaatihah
sumber: Catatan status FB Ustadz Rochmatulloh 'Alaih
1 komentar:
MasyaAllah, bagus sekali ceritanya
Posting Komentar