div id='fb-root'/>
  • CAKNUN.
  • Bersama Zastrow el-ngatawi
  • Jombang 1-5 Agustus 2015.

Kamis, 04 Agustus 2011

MAKSUT SETAN DI BELENGGU DI BULAN RAMADHAN "M.H AINUN NAJIB.


Setiap kali memasuki bulan puasa Romadhon, seringkali yang teringat oleh kita adalah bahwa semua setan yang ada di muka bumi dibelenggu. Kalau bisa dibayangkan, tiba-tiba persis saat maghrib memasuki malam Romadhon pertama, setan-setan terkaget-kaget tangannya tak bisa bergerak, kakinya tak bisa berjalan, kalau perlu mata dan mulutnya di-selotip, sehingga mustahil bisa mendekati apalagi mengganggu manusia dengan rayuan maut-nya untuk berbuat keji, maksiat, dan dosa.

Tapi opo yo ngono tho? Kalau saja alam berpikir kita mau diajak untuk naik beberapa derajat lebih tinggi dari sekedar pengandaian sederhana seperti itu. Sesungguhnya pengertian 'setan dibelengu' adalah upaya untuk membebaskan diri kita dari pengaruh keburukan yang masuk dalam hati, tindakan dan perilaku kita.



Apa sih iya, Tuhan mau repot-repot membelenggu setan untuk manusia yang bahkan Tuhan sendiri mempersilahkan setan untuk menyesatkan manusia sepanjang umurnya? Lha koq enak? Sesungguhnya secara akal sehat, ya mestinya manusia itu sendiri-lah yang harus membelenggu setan agar tidak menyesatkan dirinya sendiri. Dan Romadhon adalah sebuah kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk memperkuat kendali kita atas setan.

Setan, kalau mau diartikan dalam bahasa gaul yang keren, yang IT-minded, adalah sebuah frekuensi, sebuah rangkaian koordinat-koordinat, sebuah gelombang tingkat tinggi, suatu virus yang tak terdeteksi, suatu pergerakan atom-atom atau quartz-quartz[rangkaian terkecil dari atom], sebuah bentuk entitas non-jasad, yang merasuk ke dalam jiwa dan hati kita dan selalu bergerak berkebalikan arah dari naluri/kodrati positif kita. Hingga menimbulkan keinginan untuk berbuat keji, maksiat dan dosa, dan tanpa kita sadari jika dilakukan terus menerus menjadi kebiasaan yang dimaklumkan. Dengan kata lain gelombang jiwa dan hati kita telah satu fasa, satu rangkaian, satu mazhab, satu arah dengan frekuensi setan itu sendiri. Betapa mengerikan.

Dalam bulan Romadhon ini, Tuhan memberikan kesempatan kepada kita bahwa segala gelombang, frekuensi, gerak koordinat atau amalan yang berpihak pada kebenaran dan kebaikan jika dipancarkan oleh manusia akan diberikan faktor pengali beberapa ratus atau bahkan beberapa ribu kali lipat dibandingkan saat dipancarkan di bulan selain Romadhon. Jadi Tuhan hanya memberikan kekuatan lebih kepada mereka yang memang mau menggunakan kekuatan itu. Sehingga setan pun jelas takluk pada manusia. Kalau kita sendiri tidak memancarkan gelombang kebenaran, tidak menyesuaikan dengan frekuensi positif, tidak melakukan amalan kebaikan, tentu tetap tidak akan merasakan kemurahan Tuhan dan tetap tidak akan dapat membelenggu setan.

Puasa Romadhon sebagai inti dari ibadah di bulan Romadhon menjadi pengaktif virus scanner agar tindakan atau software dalam diri ini dapat berjalan tanpa gangguan virus-virus yang bertebaran di dunia jiwa dan hati kita.

Itulah sebenarnya arti dari 'setan dibelenggu' tersebut. Dengan kata lain, jika kita melakukan ibadah puasa dengan benar maka sesungguhnya kita telah mengaktifkan Anti-Virus dalam jiwa dan hati kita. Sehingga segala langkah, tindakan dan perilaku kitainsyaAllah menjadi baik dan diridhoi oleh Tuhan Pencipta Manusia.

Karena itu, saat Romadhon tiba, nyalakan jiwa dan hati kita dan jalankan Anti-Virus-nya. Perbanyak ibadah dan amalan yang mendekatkan frekuensi, gelombang, atom-atom kita ke arah Tuhan Maha Pengampun. Dan segala kebaikan akan berlipat-lipat kembalinya pada kita, dan setan pun akan terbelenggu & kecut nyali-nya.

Tapi janganlah lupa juga, setelah Lebaran tiba, kita harus sering meng-update data Anti-Virus-nya. Dan jangan matikan program Anti-Virus-nya, meski Romadhon akan ada lagi di tahun depan. Sebab manusia mana yang bisa memastikan bakal bertemu Romadhon di tahun depan?

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: