Hamim Jazuli
Sebuah gedung megah berlantai sembilan kini berdiri megah di jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Inilah salah satu peninggalan Gus Dur ketika menjabat sebagai ketua umum PBNU selama tiga periode.
Sebuah gedung megah berlantai sembilan kini berdiri megah di jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Inilah salah satu peninggalan Gus Dur ketika menjabat sebagai ketua umum PBNU selama tiga periode.
Sebelumnya, kantor PBNU hanya berlantai 2 tingkat yang dipakai selama puluhan tahun. Dengan banyaknya badan otonom dan lembaga yang ada di PBNU, kantor tersebut terasa sesak, apalagi dengan kegiatan keorganisasian yang luar biasa.
Bagaimana awal mulanya ide pendirian gedung PBNU ini? H Sulaiman, asisten Gus Dur menuturkan, cita-cita pendirian gedung berlantai 9 ini muncul setelah terpilihnya Gus Dur dalam muktamar ke-28 NU di Krapyak tahun 1989.
“Waktu itu, Gus Dur menuturkan kepingin bikin gedung NU yang bisa memfasilitasi berbagai kegiatan. Pokoknya berlantai 9 sesuai dengan simbol NU,“ kata Sulaiman.
Ia waktu itu merasa pesimis PBNU bisa memiliki gedung megah yang bisa dimanfaatkan untuk menampung kegiatan NU mengingat situasi dan kondisi yang kurang memihak NU. Akan tetapi, ketika disampaikan, Gus Dur hanya menjawab “Ya, kita lihat saja nanti”
Waktu pun terus berjalan dan perjalanan Gus Dur dalam memimpin NU menghadapi banyak rintangan dan hambatan yang tak mudah. Penguasa Orde Baru tak nyaman dengan langkah-langkah yang dilakukan Gus Dur yang kritis pada kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat.
Perubahan sosial politik sebagai akibat reformasi telah menyebabkan NU yang dulu dikuyo-kuyo kini bisa menunjukkan kekuatannya. Salah satunya adalah terpilihnya Gus Dur sebagai presiden RI ke-4.
Cita-cita yang diucapkannya 10 tahun sebelumnya tak dilupakan. Sebuah gedung berlantai sembilan segera didesain, terdiri dari 8 lantai untuk kantor dan 1 lantai di basement sebagai ruang parkir. Tinggi gedung ini pas dengan aturan batasan bangunan tertinggi di jalan Kramat Raya.
Peletakan batu pertama dilakukan pada 5 November 1999/26 Rajab 1420 H. Seluruh pengurus bekerja keras bahu membahu agar bisa mengerjakan gedung ini. Warga NU juga diinstruksikan agar menyisihkan sebagian rizkinya untuk pembangunan gedung ini. Upaya ini tidak sia-sia. Hanya perlu waktu sekitar 2 tahun, gedung ini bisa diselesaikan dan diresmikan pada 6 Juni 2001/Rabiul Awal 1422.
Kini berbagai kegiatan bisa dilakukan dengan ruangan yang lebih lega dan nyaman. PBNU juga dapat menerima tamu dalam ruangan yang lebih representatif. Lantai tiga dikhususkan untuk ruangan pengurus tanfidziyah, lantai empat ruangan syuriyah sedangkan lantai lainnya untuk kantor lembaga dan badan otonom. Lantai satu untuk musholla yang dalam waktu dekat akan dirubah menjadi masjid sedangkan lantai 8 merupakan aula utama untuk menggelar berbagai acara besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar