div id='fb-root'/>
  • CAKNUN.
  • Bersama Zastrow el-ngatawi
  • Jombang 1-5 Agustus 2015.

Kamis, 25 Oktober 2012

semrawut kalimatku

batang rokok revolusi versus negativitas cinta

keberadaan kita sudah tidak memiliki makna,kita terperangah takjub dengan kebebasan rasionalitas tunggal,manusia diperbudak oleh rasionalisasi akal, akal menjadikan kita bersikap atomistik,era kebuntuan sudah melebarkan sayapnya, kehidupan yang penuh ambiguitas akan tetapi kita menjadi bagian dari candu ambiguitas ter...sebut, keberadaan kita yang sudah mencapai titik klimaks sublimasi eksistensi diri.

melompat dan menarilah biarkan sedih memasungmu serahkan padanya sudah waktunya sekarang taburkan air matamu di atas tungku perapiannya agar asapnya mengepul tinggi agar mereka mengerti kita adalah tuhan kesepian tidak butuh dikasihan di rimba ke'alpaan



.lebih baik aku menjadi yang lain', semuanya terjebak dalam kerumunan massa yang dengan suka rela mengikatkan diri pada norma kolektif , kemudian tanpa sadar menyerahkan kebebasanya pada satu "manusia super". begitu juga negara memaksa rakyat melalui undang-undang, kemudian merampas kebebasan mereka. kita bebas karena k...

.manusia super". begitu juga negara memaksa rakyat melalui undang-undang, kemudian merampas kebebasan mereka. kita bebas karena k...ita manusia yang mengerti hakikat kebebasan yakni kebebasan yang memahami kebebasan manusia lain.
bahasa lagi-lagi memainkan maksudnya
ketidakmampuan secara individualitas sampai penyerahan diri dalam massa "segitiga negativitas"
berikan beban yang lebih berat, tuhan edan

dimana tulang rusukku?, kata mereka sudah ada anjing
yang memakannya.

kita telah direkayasa untuk saling memincingkan mata

sudah saatnya kita pergi dari sini, akan aku ajak kalian ketempat dimana kita tidak mendapati orang munafik berkhotbah tentang kemunafikan

psikologi rakyat sudah mencapai puncak frustasi, kita terjebak dalam collective pathologi of fear, semuanya ketakutan lapar

iklan telah mempengaruhi minat konsumsi masyarakat, konsumsi atas dasar keinginan bukan kebutuhan
kusampai juga di titik nihilistik, aku pasrah pada realitas simulatif, semuanya asyik bercermin

saat dia memasungku di atas pesonanya, aku serahkan semuanya untuknya nothing

kemudian putih senyummu menjadikanku berharap pedih

aku masih ingat dengan senyum hijaumu, membuat hatiku berkicau

bahasa menebarkan kuasanya dialtar perapian ultra-kapitalisme, dengan janji empoweringnya dan terwujudnya civil societynya. bukankah kita manusia kayu yang mudah terbakar di tungku private proverty.

tandus gersang kering kerontang lapar sedih duka penyakit kusta hati candu khianat dilukai ditinggal sendiri mencari mencintai adek kapan dapat kerja buruh pedih jahit nothing hidup tidak sempurna nasib salah hampa perasaan tuhan manusia tidur males agar saling percaya menyayat menyikat mati gagal cinta buruk kidung nelangsa nestapa mati separuh hati dihantui

sampan kecilku sudah gak sanggup belayar lagi, bocor sudah. dimana ada tempat berlabuh, agar aku dapat memperbaikinya "keluh nalayan"

kenapa harus ada jalan buntu? kenapa harus ada revolusi setengah hati?

jingkrak rancak kelamin duka

mengapa kita tidak belajar dari revolusi borjuis perancis, bagaimana pengkhianatan mereka terhadap kelas pekerja/ bawah.kitalah mayoritas (bolshevik) dan elite mahasiswa birokratik adalah minoritas (menshevik). kita seharusnya pemenang, bukan mereka. belajarlah dari revolusi kampus "indonesia kecil" terlebih dahulu sebelum kita long march.

ketika dari diri kita memulai sebuah perburuan besar, perburuan terhadap keadilan. keadilan akan rasa dan semacamnya.

revolusi dua-tahap sudah tidak mungkin, bukan saatnya kita bekerja sama dengan elite mahasiswa birokratik. mereka adalah kelas birokratik yang pro-borjuasi rektorat. kita sudah seharusnya menjadi pewaris sah demokrasi uin, demokrasi ala proletariat mahasiswa dan aksi permanenlah jawabannya. karena percuma sekali, elte mahasiswa birokratik kita jadikan partner.

Dum spiro spero! [Dimana ada kehidupan, disana ada harapan!] … Bila saya adalah salah satu dari benda-benda di langit, saya akan melihat dengan detasemen bola debu dan kotoran yang buruk rupa ini … Saya akan bersinar diatas yang baik dan buruk dengan serupa … Tetapi saya adalah seorang manusia. !. (trotsky)


iya, aku kalah hari ini. kemarin pun iya, bahkan mungkin besok juga sama seperti biasanya.

semua melelahkan, biar aku menghela nafas sebentar saja, "seloroh pengeluh"

kita semua lahir dari rahim batu

Tidak ada komentar: