Pada posisi seperti itu kita sangat sukar percaya bahwa ada kenikmatan yang jauh lebih dahsyat.
Ialah kalau yang disebut “pribadi” kita bukanlah individu kita, melainkan merangkum sebanyak mungkin orang.
Ialah kalau yang dimaksud “keluarga” kita bukanlah sebatas sanak famili dan koneksi, melainkan meluas ke sebanyak mungkin saudara-saudara sesama manusia.
Ialah kalau orang tidak lebih rendah dari kita.
Keberlimpahan kita adalah keberlimpahan banyak orang.
Saham kita adalah saham harapan banyak orang.
Kebahagiaan kita adalah bank masa depan orang banyak.
Dan kita bukan bos, melainkan buruh dari rasa malu sosial dan kasih sayang kemanusiaan yang terkandung di lubuk batin kita.
Tapi ya itu tadi; orang sukar percaya, dan bertahan untuk tidak percaya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar